Telah
diriwayatkan aneka dalil mengenai sudah dekatnya hari kiamat, dan telah
terlihat sebagian tanda-tandanya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ ﴿1﴾ سورة القمر
Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan (QS.54:01)
Maka terbelahnya bulan dijadikan sebagai tanda sudah dekatnya pelaksanaan hari Kiamat. Demikian pula dengan firman Allah Ta’ala :
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مَّعْرِضُونَ ﴿1﴾ سورة الأنبياء
Telah
dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka
berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). (QS.21:01)
Yaum al-hisab (hari Hisab) adalah hari kebangkitan (al-ba’ats) dan hari pembalasan (al-jaza`) atas segala perbuatan. Dalam ayat tersebut terdapat petunjuk atas (sudah) dekatnya hari Hisab bersamaan dengan kelengahan dan ketidaksiapan (manusia) akan hal itu. Allah Ta’ala berfirman :
أَتَى أَمْرُ اللّهِ فَلاَ تَسْتَعْجِلُوهُ ﴿1﴾ سورة النحل
Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya. (QS.16:01)
Termasuk ketetapan Allah adalah terjadinya Kiamat. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلاَّ كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ ﴿77﴾ سورة النحل
Tidaklah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). (QS.16:77)
Allah Ta’ala berfirman :
بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ ﴿46﴾ سورة القمر
Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (QS.54:46)
dan ayat-ayat sejenis lainnya.
Dan
sesungguhnya penulis risalah ini telah memenuhi (pemaparannya) dengan
hadits-hadits yang sangat banyak yang mengindikasikan terhadap
tanda-tanda hari Kiamat, dan sudah dekatnya waktu pelaksanaannya,
karenanya semoga Allah membalas sang penulis dengan banyak kebaikan. Dan
pada pemuda-pemuda yang soleh inilah, mereka yang paling banyak
memberikan kemanfaatan dan yang paling banyak menuntut ilmu. Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘ala Muhammadin wa Alihi wa shahbihi wa sallam
Asyrath as-Sa’ah (tanda-tanda Kiamat) adalah indikasi-indikasi Kiamat yang mendahuluinya dan menunjukkan kedekatan (waktu)nya. Sementara Kiamat (as-Sa’ah) dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga) makna, yaitu :
Pertama, Kiamat Kecil (as-Sa’ah ash-Shughra)
yaitu kematian manusia. Barangsiapa yang meninggal dunia maka telah
terjadi Kiamat padanya, karena ia masuk ke dalam alam akhirat.
Kedua, Kiamat Sedang (as-Sa’ah al-Wushtha) yaitu meninggalnya generasi satu abad tertentu.
Ketiga, Kiamat Besar (as-Sa’ah al-Kubra) yaitu dibangkitkannya manusia dari kubur mereka untuk dihisab (al-hisab) dan dibalas (al-jaza’) amalan-amalannya di dunia.
Klasifikasi Tanda-Tanda Kiamat
Terbagi menjadi dua bagian :
Pertama, tanda-tanda kecil (asyrath shughra),
yaitu (tanda-tanda) yang mendahului Kiamat dengan (jarak) waktu yang
lama dan menjadi hal yang berulang-ulang (biasa terjadi). Seperti
hilangnya ilmu, merebaknya kebodohan dan minuman khamer, saling berlomba
meninggikan bangunan, serta lain sebagainya. Terkadang sebagian
tanda-tandanya muncul bebarengan dengan tanda-tanda Kiamat besar (asy-asyrath al-kubra) atau (ada juga yang) setelahnya.
Kedua, tanda-tanda besar (asyrath kubra), yaitu perkara-perkara besar yang muncul menjelang terjadinya Kiamat (qurba qiyam as-sa’ah),
dan kejadiannya tidak berulang-ulang. Seperti kemunculan ad-Dajjal,
turunnya ‘Isa as., keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya Matahari dari
arah barat.
Sebagian ulama membagi tanda-tanda Kiamat dari perspektif kemunculannya menjadi 3 (tiga) bagian :
Pertama, klasifikasi yang telah muncul dan telah berakhir.
Kedua, klasifikasi yang telah muncul dan terus berlangsung, bahkan semakin banyak.
Ketiga, klasifikasi yang belum terjadi hingga sekarang.
Adapun dua klasifikasi pertama masuk dalam tanda-tanda Kiamat kecil (asyrath as-sa’ah ash-shughra), sedangkan klasifikasi ketiga terhimpun di dalamnya tanda-tanda besar (al-asyrath al-kubra) dan sebagian tanda-tanda kecil (al-asyrath ash-shugra).
TANDA-TANDA KIAMAT KECIL
1. Diutusnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ ». (قَالَ:) وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى
‘(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.” (Anas Radhiyallahu ‘Anhu) berkata, “Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).
2. Wafatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Dari ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : .... وَذَكَرَ مِنْهَا :" مَوْتِي " »
‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat .........’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kematianku’.” (HR. Al-Bukhari).
3. Penaklukan Baitul Maqdis
Dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : .... فَذَكَرَ مِنْهَا:" فَتْحُ بيتِ المقدس " »
‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat .........’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.” (HR. Al-Bukhari).
Pada masa (khalifah) Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu,
kemudian terjadi penaklukan Baitul Maqdis pada tahun 16 Hijriyah,
sebagaimana pendapat dari para pakar sejarah. Sebenarnya ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu
sendiri yang langsung mendatangi, mendamaikan penduduknya dan
menaklukan (wilayah)nya, serta mensterilkannya dari kaum Yahudi dan
Nashrani. Beliau Radhiyallahu ‘Anhu mendirikan masjid di arah kiblat Baitul Maqdis.
4. Wabah Tha’un ‘Amwas
Masih dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu sebelumnya, sabdanya :
« اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : .... فَذَكَرَ مِنْهَا:" ثُمَّ مُوتَانٌ يأخذ فيكم كَقُعَاصِ الغنم " »
"Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat .........’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash[1]) kambing’.” (HR. Al-Bukhari).
Ibnu Hajar berkomentar, “Disinyalir sebenarnya tanda ini telah muncul pada wabah penyakit tha’un ‘amwas di era kekhalifahan ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu, demikian itu terjadi pasca penaklukan Baitul Maqdis.” (Dikutip dari kitab Fathul Bari).
Pada tahun 18 Hijriyah menurut pendapat yang masyhur di mayoritas kalangan ulama, telah terjadinya wabah tha’un di distrik ‘Amwas, kemudian mewabah di negeri Syam. Dalam peristiwa ini banyak dari kalangan sahabat Radhiyallahu ‘Anhum
dan yang lainnya meninggal dunia. Konon, korban meninggal dunia dalam
peristiwa ini mencapai 25.000 jiwa kaum muslimin. Diantara tokoh-tokoh
terkenal yang meninggal dunia adalah Abu ‘Ubaidah ‘Amir bin al-Jarrah,
yang dipercaya umat ini.
5. Berlimpahan Harta dan Tidak Memungut Sedekah
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
«
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ
حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُهُ مِنْهُ صَدَقَةً وَيُدْعَى
إِلَيْهِ الرَّجُلُ فَيَقُولُ لاَ أَرَبَ لِي فِيهِ »
“Tidak
akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu
melimpah ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang
yang menerima sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk)
menghadapnya, lalu dia berkata, ‘Aku tidak memiliki keperluan
terhadapnya’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
[1] Qu’ash adalah penyakit yang menyerang hewan-hewan ternak (ad-dawab). Ia mejangkitkan sesuatu (wabah) melalui kedua lubang hidung, lalu (hewan-hewan yang terjangkit) mati mendadak.
Sumber : http://islampedia2.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment